Dr David McClelland Sosiolog dari Harvard dalam bukunya "The Achieving Society" mengatakan bahwa suatu negara dapat mencapai kemakmuran jika 2% dari jumlah penduduknya menjadi pengusaha. Begitu juga menurut David Osborne. Dalam bukunya "Reinventing Government". Ia mengungkap bahwa suatu negara menjadi makmur apabila sedikitnya mempunyai 2% entrepreneur.
Kalau saja pijakan kita selaras dengan kedua pernyataan di atas maka hari ini kita bangsa Indonesia harus berusaha meningkatkan dan mengembangkan jiwa-jiwa entrepreneur dalam diri masyarakat. Hal itu disebabkan karena saat ini seperti yang dipaparkan oleh ketua DPN Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Haryadi Sukamdani, dalam sebuah seminar bahwa Indonesia saat ini baru memiliki sekitar 400.000 hingga 500.000 pengusaha (berkisar 0,18 % dari total penduduk indonesia). Padahal idealnya, Indonesia memiliki sekitar 4,8 juta pengusaha karena jumlah penduduk Indonesia tahun ini menurut BPS berkisar 240 juta jiwa.
Adalah perkembangan di dunia internet yang menjadi lahan potensial baru masa kini. Perkembangan ini senantiasa membuka peluang bagi masyarakat untuk menjadi digitalpreneur-digitalpreneur saat ini. Betapa tidak. Berdasarkan data di www.internetworldstats.com pengguna internet akhir tahun 2009 ini telah mencapai 30 juta pengguna. Meningkat 5 juta dibandingkan satu tahun sebelumnya.
Pengguna facebook yang tercatat menurut riset SWA mencapai 15.301.280 pengguna. Bertambah sekitar 2 juta pengguna dibandingkan satu bulan sebelumnya. Begitu juga dengan pengguna twitter yang saat ini menembus angka 5,6 juta pengguna atau broadband yang mencapai angka 4,52 juta pengguna dan diperkirakan mencapai 7,29 pengguna pada tahun 2010 ini.
Pengguna ponsel, BlackBerry, netbook, dan operator seluler pun juga meningkat. Masing-masing saat ini mencapai 27 juta unit, 820 ribu unit, 1,5 juta unit, dan 27 juta unit. Angka-angka tersebut pun sangat berpeluang meningkat pada masa yang akan datang.
Hal ini membuka peluang yang sangat lebar bagi masyarakat. Terlebih saat ini di tengah minimnya lapangan pekerjaan yang ada di Indonesia. Masyarakat seharusnya tidak selalu menjadi konsumen di dunia internet. Tidak selalu menjadi penikmat facebook sebagai pengerat tali persaudaraan semata. Penikmat twitter sebagai media refreshing bersama teman-teman sekitar. Dan sebagainya. Sebagian masyarakat yang sekarang menjadi konsumen teknologi ini sejatinya berubah menjadi salah satu dari sekian banyak orang yang bisa memanfaatkan teknologi-teknologi yang ada untuk hal-hal yang jauh lebih bermanfaat.
Saat ini telah muncul beberapa orang Indonesia yang memanfaatkan perkembangan di dunia internet ini. Ada yang sukses dengan flash game facebook-nya. Ada yang sukses dengan berbagai aplikasi dan konten untuk ponsel-ponsel. Ada yang sukses dengan aplikasi game. Atau bahkan ada yang mengikuti jejak facebook dengan membuat situs-situs jejaring sosial dengan masing-masing kelebihannya. Dan, yang terpenting yang harus diingat adalah tidak semua orang yang sukses sebagai digitalpreneur ini memiliki latar belakang IT.
Sebagian mereka tidak memiliki latar belakang IT. Mereka hanyalah orang-orang yang senantiasa mencari ide-ide cemerlang di tengah perkembangan dunia internet yang ada, merumuskan idenya, dan menjalankan idenya tersebut. Mereka tidak hanya menjadi penikmat teknologi internet dengan menjadikan diri mereka sebagai konsumen. Tetapi, mereka menjadi penikmat teknologi internet sebagai produsen teknologi lainnya.
Menjadi digitalpreneur adalah sebuah pilihan. Kita hanya perlu mengubah paradigma kita tentang perkembangan dunia internet yang ada saat ini. Kita hanya perlu memandang diri kita dengan posisi yang berbeda pada dunia internet. Kesempatan ini menjadi lebih mudah terlebih dengan adanya faktor-faktor pendukung lain seperti dukungan yang baik dari pemerintah terhadap ICT, ketersediaan teknologi, dan alat pembuatan peranti lunak sistem informasi, ketersediaan tenaga pengembang lokal yang mumpuni, dan sebagainya.
Friday, July 9, 2010
Digitalpreneur
5:08 PM
de_neuro
0 comments:
Post a Comment